for all of parents in the world - Day 12 #30dayswritingchallange

April 12, 2020

For all of parents in the world, terima kasih telah melahirkan anak-anak yang pintar hingga bisa menciptakan inovasi baru yang ada untuk menyelamatkan masyarakat di dunia ini.

Terima kasih kepada Mary Maxwell Gates , seorang ibu yang telah melahirkan Bill Gates sang pendiri microsoft.
Terima kasih kepada Karen Kempner, seorang ibu yang telah melahirkan Mark Zuckerberg sang pendiri facebook.
Atau tidak jauh-jauh terima kasih kepada Atika Algardie, seorang ibu yang telah melahirkan Nadiem Makarim sang pendiri gojek.
Dan setiap ibu yang ada di dunia telah melahirkan anak-anak berprestasi, walaupun seorang Wini Agnia belum mengetahui akan mendirikan 'apa' tetap terima kasih kepada sang ibu tercinta yang telah memberikan kasih sayang dan cintanya kepada anak-anaknya.

Setiap anak yang bisa sukses dan berprestasi tentunya pasti diiringi oleh doa orang tuanya, jadi tak jarang setiap kita sedang dalam keadaan sedih selalu teringat wajah ayah dan ibu yang menunggu dirumah, menunggu kabar baik dari kita, berharap anaknya selalu dalam keadaan sehat, dan rindu dengan sekedar bertanya 'nak udah makan?'

Tipe orang tua berbeda-beda, cara mereka mencintai, mengajarkan, dan mendidik anaknya berbeda-beda. Dan itu semua akan berpengaruh kepada karakter anak itu sendiri. Adanya keterbatasan teknologi membuat cara pandang zaman dahulu masih dibawa sampai saat ini, sehingga generasi sekarang yang harus mengikuti alur zaman, terhambat oleh orang tua yang belum mengenal zaman sekarang.

Se-simpel 'membandingkan anaknya sendiri dengan tetangga' itu sudah merusak kepercayaan dirinya sebagai anak untuk menjadi dirinya sendiri. Bukan kah setiap anak memiliki hak untuk menjadi dirinya sendiri (dalam artian diri yang baik)?
Lalu setiap hubungan pasti ada sebuah konflik yang terjadi, tapi tidak semua keluarga yang dapat mengatasi nya dengan baik, bahkan konlik kecil sampai besarpun sudah dijadikan makanan sehari-hari. Apakah seorang anak pantas untuk menghadapi kenyataan seperti ini sedangkan keluarga yang lain selalu menceritakan keharmonisan keluarga kepadanya.

Jadi tidak jauh-jauh keharmonisan keluarga memang bergantung kepada bagaimana cara menjaga sikap antar satu sama lain, dan itu susah untuk diraih tanpa adanya komunikasi. Tapi bagaimana jika mental pribadi sendiri tidak sanggup untuk mengungkapkan? orang tuanya beranggap 'sudahlah tidak usah sok idealis, ridho Allah tergantung pada ridho orang tua, gausah ngelawan!'.

Bagaimana cara kita sebagai orang tua dan anak bisa menekankan mindset yang baik? Faktor-fakor yang simpel seperti perbedaan generasi benar-benar mempengaruhi ini semua, susah untuk di ajak kompromi.

Mungkin ini hanyalah curhatan seorang anak yang ingin keadaan hubungan keluarga nya seindah cerita-cerita keluarga cemara. Semua ingin mendapatkan kebahagian salah satunya dari keluarga.

inspired by someone to make my thought up to this
By wini

see u tomorrow

You Might Also Like

0 komentar