It just stuck in my mind

Februari 13, 2018

Kembali ke sekolah, mengantarkan gue kembali kepada realita hidup yang benar-benar harus gue hadapi. Tugas mulai mengantri, guru yang menyebalkan, pelajaran yang membosankan bahkan teman-teman yang menjengkelkan.
Bisa di bilang, gue siswa yang paling cepat datang ke sekolah, even gue pernah datang pertama kali di sekolah. Langit masih rada-rada gelap dan untungnya pihak sekolah mengumandangkan ayat-ayat suci al-qur'an, jadi gue merasa tidak sendirian menunggu waktu.
Gue rasa sistem pembelajaran di sekolah akhir ini makin parah, gue tidak bisa menyalahkan atau membela, tapi itu fenomena yang tidak bisa di tutupi lagi. Pokoknya gitu.

Tidak hanya itu, Teman-teman sekelas gue.
Gue akui sebagian teman-teman kelas gue benar-benar childish, annoying dan tidak kompak. Why? Pemikiran kita satu sama lain sangat berbeda jauh. (Gue mikir kita seharusnya gini, tapi mereka mikirnya seharusnya gitu, dan kita tidak peduli terhadap perbedaan itu)
Bisa dilihat dari yang paling sepele, kebersihan kelas.
Bukannya gue sok bersih nih, gue benci banget kalau wilayah yang gue tempati ada sampah, apalagi itu bukan milik sampah gue. Jangankan itu liat sampah numpuk dan berserakan dimana-mana gue udah jijik minta ampun.
Ternyata pemikiran gue dengan teman-teman sangat jauh berbeda, mereka tidak bisa menerapkan itu dengan benar. Mereka mau aja jadiin laci jadi tempat sampah. Padahal sampahnya berminyak, bau dan basah. Dan yang sangat gue sayangkan (kebetulan kelas gue di lantai dua) mereka buang sampah lewat jendela. Maybe you guys think itu hal yang biasa, tapi gue liatnya annoying banget sumpah. Saking sakit hatinya gue mikir, 'ga ada kaki ya untuk jalan ke tong sampah?' -so deep-

Coba deh pikir baik-baik, setiap hari gue lihat di jendela, sampah-sampah mereka bertebaran di bawah itu yang padahal itu rumah penduduk juga. Gue bukannya sok, tapi gue merasa kasian sama si pemilik rumah. Pernah loh gue liat tempatnya udah di bersihin sama si pemilik, tapi ulah mereka yang terlalu bodoh tempatnya di penuhi sampah lagi. TOLONG PIKIRKAN BAIK-BAIK. Pikirin aja gimana perasaan lu kalo rumah lu di lempar sampah sama orang gila, sakit hati kan? Lu mau komplen, percuma, yang ngelempar ternyata orang gila. Gimana dong.
Gausah jauh-jauh dulu deh, di dalam kelas aja contohnya. Gue setiap datang di kelas, gue selalu make sure tempat duduk gue bersih, nothing garbage even secuil pun. Eh, pas gue pergi sebentar dan balik lagi, udah ada sampah plastik bekas es yang udah meleleh. WTF DUDE! Punya alat pikir ga sih? Sejorok itu banget hidup lu?
Trus, pernah waktu itu, anak cowo yang biasa main game di belakang bangku gue atau anak brandalan yang sekedar nongkrong dibelakang, mereka makan manggis nih dan dia dengan bodohnya lempar kulitnya di area belakang bangku gue. Ya Allah, ini orang belum kenal tong sampah ya? Apa perlu gue beliin kalian semua tong sampah satu persatu?

Hal-hal seperti ini yang bikin gue benci sama orang zaman sekarang. Mentang-mentang teknologi udah maju tapi akal pikir tidak digunakan lagi. Sebodoh itukah kalian?
Gue sangat menyayangkan ini bisa terjadi di wilayah hidup gue. Hal-hal yang kalian anggap biasa bisa sangat menganggu di pikiran gue.
TOLONG DI PIKIRKAN SEKALI LAGI.
Apa salahnya kamu yang memproduksi sampah berjalan ke arah tempat sampah, lalu membuangnya dengan baik?
Apa salahnya kamu sadar diri kalau tugas piket sudah menjadi tanggung jawab masing-masing?
Apa salahnya kamu tidak mengotori wilayah orang lain?
APA SALAHNYA KAMU MENJAGA KEBERSIHAN?
APA SALAHNYA KAMU MEMBUANG KEBIASAAN JOROKMU?
Itu jorok teman-teman, tolong di pahami.

Of course gue nulis ini dengan perasaan sakit hati, emosi tinggi, dan ingin berkata banyak. Bodo amatlah lu yang baca mikir gue sok bersih, emang iya kok, gue aware sama lingkungan gue, setidaknya gue jadi salah satu umat yang mencegah hal-hal buruk terjadi. Daripada hanya MENGELUH SETIAP HARI. 'Kapan warga Indo bisa maju, Banjir lagi-banjir lagi, Cobaan apa ini Tuhan?'
Sadar diri aja, lu udah bener apa belum, secara tidak langsung lu udah memperburuk semua masalah ini. Iya lu sendiri.
Kalau lu merasa pintar, lu pasti tau apa yang musti lu lakuin sebagai manusia pintar yang seharusnya.

I just need to be alone

Februari 02, 2018

Friday, February 2nd 2018

 Hari ini seperti biasa dan seharusnya gue sekolah. Tapi entah kenapa gue merasa tidak nyaman dengan perasaan gue, i-don't-know-why actually, pokoknya setelah gue bangun, mandi, dan sholat subuh, perasaan hati gue sangat jelek dan tidak berubah even selesai sholat. Dan setelah sholat gue ngomong ke diri gue sendiri.
"Kalau hari ini gue nggak sekolah, gapapa kan ya?"
"Toh sekarang hari jum'at, setengah hari doang di sekolah"
"Lagian sekarang dingin, karna kemarin renang" (padahal setiap pagi emang dingin)
"Tangan gue pegal-pegal, karna kemarin main voli" (alasan cukup tepat)
"Ditambah juga mood hari ini sangat tidak menyenangkan, membuat kepala gue sakit"

Setelah berdiskusi sendiri, gue ngomong sama ayah
"Ayah, aku nggak sekolah hari ini"
"Kenapa?" (sambil nyukur kumis dan ngeliat bayangan gue di cermin)
"Ga enak badan"
"Yaudah, buat surat aja"

Sip, dibolehin. Gue langsung buat surat dan nitip ke tetangga.

Sebenarnya gue nggak tahu alasan yang tepat untuk tidak sekolah hari ini. Kalau di tanya gue sanggup sekolah, sebenarnya bisa-bisa aja. Tapi ada satu sisi bikin gue harus sendiri dulu. Gue merasa gue butuh waktu untuk di rumah saja. Untuk tidak sibuk dengan urusan sekolah. Untuk tidak berkomunikasi dengan siapa pun. Untuk bener-bener ngabisin waktu untuk sendiri.
Karena gue merasa jauh dengan diri gue sendiri. Gue merasa terlalu memaksakan semuanya harus baik-baik saja. Dan gue merasa, gue terlalu sibuk dengan dunia yang sebenarnya bukan gue.
So, i just need to be alone today.

Gue menghabiskan waktu dengan laptop pagi ini. Seperti biasa internet teman terbaik, tapi karna sekarang gue dalam situasi ingin sendiri saja, gue hanya edit video-video liburan kemarin yang rencana akan di upload hari minggu (pasti yang baca mikir bodo amat lah) hahaha.
Setelah zuhur, gue mengganti kegiatan dengan bener-bener sendiri without electronic. Gue buat space baru di kamar dengan bentangin tikar, bantal dan guling dekat jendela. Dan gue mulai membaca novel sambil makan coklat favorit gue. Ini membuat mood seketika membaik, percayalah.

Di saat gue terhanyut dengan dunia si penulis, ada yang manggil-manggil nama gue dari luar. Gue heran, tumben ada yang nyariin gue siang yang sepi ini. Eh, ternyata Caca dan Taya datang dengan nyanyian "Get Well Soon, Wini" pakai irama lagu happy birthday dan megang kotak donat, serasa ulang tahun gue jadinya hahaha. Gilaa, mereka sweet banget, coba. Sehari gue menghilang, mereka bela-belain ke rumah untuk ngeliatin gue bahkan nitipin tugas gue juga. Bersyukur banget gue punya mereka. Setelah ngomong panjang lebar, akhirnya mereka pulang. Btw terima kasih banyak guys, kalian membuat mood gue semakin lebih baik hari ini.

Jadi, apa saja kesimpulan yang di dapat hari ini?
Pertama, memberi waktu untuk sendiri itu wajib, teman-teman, bagi gue sih.
Sebenarnya emang tipe gue yang emang suka sendiri di banding keramaian. Karna, manusia memang makhluk individu yang sometimes butuh waktu untuk intrograsi diri sendiri, atau sekedar menghabiskan waktu sendiri tanpa alasan, seperti gue tadi hanya membaca novel atau melukis, bermain musik atau membaca al-qur'an.

Kedua, don't push your self. 
Jangan paksakan keinginan atau harapan terlalu banyak. Karena tidak semua kita dapatkan secepat yang di inginkan. Boleh berharap tapi jangan membuat kebahagiaan tersiksa. (bijak sekali)

Ketiga, there still much people with you
Sometimes gue merasa, gue bener-bener sendiri dan ga ada yang peduli sama gue. Bahkan tadi gue berpikir, mau gue sekolah atau nggak pasti ga ada yang bakalan peduli. Emang gue siapa banget.
Ehh, tanpa ngasih kabar temen-temen dekat gue datang ke rumah. Dan temen-temen yang lain juga nanyain kabar gue. of course I'm speechless.
Dari sini kita bisa belajar, kalau kita punya teman, jaga mereka baik-baik. Jangan sampai ada konflik apapun, kalau ada cepat selesaikan. Karena apapun yang terjadi pasti ada saat dimana kita butuh satu sama lain. Itu makanya gue tidak mau mencari masalah dengan orang lain, gue berusaha membenci sekedar saja. Kalau mereka yang benci, gue pun gapapa, selama gue masih berbuat baik gue tidak akan merasa rugi. Intinya hargai teman yang kita punya sekarang, no matter what happen.

Keempat, jangan terlalu lama sendiri.
Sesuatu yang berlebihan memang tidak boleh, apalagi sendirian terlalu lama. Manusia nggak hanya makhluk individu, tapi juga makhluk sosial. Apapun yang terjadi kita pasti butuh seseorang yang akan membantu kita. Jadi jangan terlalu lama untuk sendiri.
Karena perasaan hati gue sudah sangat membaik, gue udah mulai mencoba berintekrasi dengan orang lain dan gue harus sekolah besok karna rindu dengan teman-teman squad hahaha.

Sekian cerita gue hari ini.
Love.
W