Sistem pembelajaran di sekolah tahun 2017

Oktober 19, 2017

 Setelah gue membahas tentang resahnya gue terhadap lingkungan sekolah yang gitu-gitu aja dan malah semakin parah, ternyata sistem pembelajaran yang gue hadapi sekarang ikut membuat gue resah.
Sebenarnya sejak gue duduk dibangku kelas 10, gue sudah mulai merasakan cara belajar antara guru dan murid zaman sekarang kurang efektif. Metode belajar Diskusi Kelompok khususnya, baiklah kita mulai untuk membahas ini.
 Mungkin kita liat dulu di perspektif benefitnya, oke, setau gue manfaatnya yaitu kita bisa dapat banyak teman, bisa ngajarin kita untuk kompak, ngajarin untuk saling tolong menolong, dan saling tanggung jawab, dan mungkin lebih tepatnya lagi kita dididik untuk lebih bisa memahami materi tersebut dengan masuk kedunia yang bakal dibahas, sehingga kita paham dan fokus sama apa yang akan dipresentasikan nantinya.
 Semua pun tau benefitnya bagus banget bagi pelajar. Tapi coba diliat di perspektif realitanya, banyak para pelajar merasa tertekan dengan metode seperti ini, gue salah satunya. Realitanya ya, sekolah seperti membunuh siswa yang punya niat pergi ke sekolah untuk 'serius belajar', seolah disiksa oleh keadaan yang 'sebenarnya' dibutuhkan oleh para siswa. Ya kann

 Oke lagi-lagi gue curhat, selama gue menikmati metode belajar diskusi kelompok ini, gue tidak pernah merasakan posisi nyaman gue dalam belajar. Dimulai dari materi pelajarannya, guru yang ngajarinnya, dan tentu teman kelompoknya. Gue lagi-lagi harus bersabar dan tabah untuk nerima realita yang gue hadapi saat gue belajar dengan metode ini. Kalo materinya dapat gue pahami, insha Allah gue ga terlalu resah ya walaupun teman kelompoknya bikin gue pusing minta ampun. Tapi kalau materinya sangat sulit untuk dipahami ditambah juga teman kelompok yang tidak pengertian, gue super duper nyerah sampai-sampai gue gamau sekolah lagi dah pokoknya.
Karena orang-orang sekarang memiliki karakter yang berbeda, dan itu buat gue harus mikir-mikir untuk bertindak. Apalagi orang udah banyak pada egois, gue pun juga sih, jadi si tugas kelompok udah terlantarkan dong. Karna mereka mementingin urusan pribadinya dan segala drama kehidupannya. Makanya boro-boro mikirin tugas kelompok, film drama korea aja belum habis ditonton. ya gitu realitanya.
Ditambah lagi, mereka merasa tugas kelompok adalah tugas bersama alias tugas yang dikerjain bersama-sama, jadi si malas bakal mikir ' eh, ini kan cuma tugas kelompok jadi gue ga perlu banyak pikir, si pintar kan ada' oh god ini realita banget

 Faktor lain yang bikin gue resah lagi, dulu cara guru ngajarin pelajaran walaupun seperti ceritain dongeng gue selalu excited dengernya ya kalopun gurunya juga excited ngajarinnya. Sekarang mah udah beda, hak guru cuma duduk doang, perhatiin siswanya presentasi, pas siswanya udah bingung tentang gini-gitu , eh malah disuruh cari sendiri nantinya dirumah. Aduhh jadi apasih tujuan belajar sebenarnya?

Dari fakta yang ada, sistem pembelajaran seperti ini lebih banyak kerugiannya. Gue merasa sekarang siswa belajar hanya untuk mendapatkan 'nilai hasil' bukan 'ilmu' yang dapat diambil dari yang sudah dipelajari.
Emang realitanya kek gitu ya kan, mereka mati-matian lengkapi tugas ini itu, lengkapi catatan ini itu, bahkan remedial ini itu. Mereka lupa bahkan tidak tahu yang 'sebenarnya' ke sekolah itu untuk belajar mencari ilmu pengetahuan, belajar cara berinteraksi dengan orang lain, belajar tentang melatih diri dan membentuk karakter diri. Ini yang sebenarnya visi dan misi yang harus dicapai oleh para sekolah di negeri ini.
Tapi liat keadaan sekarang, ini malah membuat siswa makin stress terhadap jebakan yang ada didepan mata loh. Oh God, gue pun ikut stress nulis ini

Coba kita gali dalam-dalam ya, ini semua bisa terjadi karena tingkat kemalasan seseorang sudah meningkat drastis dari tahun ke tahun. Apalagi teknologi zaman sekarang menjebak para pelajar untuk mengikuti ajaran si malas ini. Coba kalo ga malas, kita pasti baca buku atau belajar untuk cari ilmu, kalo belajar pasti bisa pintar, kalo semua orang pintar pasti bisa mikir dengan baik, kalo bisa berpikir pasti bisa memilih tugas kelompok lebih penting dari urusan pribadi. Kalau semua orang bakalan seperti ini, metode belajar kelompok bakal berdampak yang bagus untuk para pelajar. Of course dah
Dan sedihnya realitanya nggak seperti itu :(

BTW gue jadi kangen masa-masa SD, anak kecil zaman dulu kalo belajar ga pernah ngerasain capek, karena pelajarannya memang mudah dipelajari, ditambah lagi teman-temannya pada asik semua, diajak main bareng selalu seru bahkan kalo diajak belajar barengpun malah makin seru, sampai-sampai lupa waktu karna belajar memang menyenangkan kalau bersama teman-teman.
Back to the reality dah wini, emang lu anak sede yang masih polos-polosnya untuk mikirin egoisnya orang zaman sekarang? ewh
Tapi andai aja ya, selamanya orang selalu polos kek anak sede zaman dulu, KAN PASTI BAKALAN SERUUU!!

Pokoknya inti permasalahan yang gue bahas kali ini adalah saya merasa sangat tidak nyaman dengan metode seperti ini, walaupun (entahlah) ini emang metode yang bakalan selamanya dipake, gue bener-bener gatahan deh pokoknya. Apa perlu gue pindah negara biar gue bisa belajar dengan tenang? Gini-gini gue juga punya niat untuk belajar lah ya, gue manusia, kemanapun gue pergi gue butuh pendidikan. yaiyalah

You Might Also Like

0 komentar