Huft in January

Januari 31, 2024

 Jadi kemaren gue ketemu dospem 1 membahas tentang hasil proposal yang sudah gue buat dan ternyata gue dibantai :)

Gue akan menceritakan kronologinya, jadi bapak itu udah menjelaskan bagaimana harusnya gue menulis proposal tersebut tapi ternyata gue nangkapnya lain, dan sruprisingly bapaknya marah sampai ngehina gue secara halus. 

‘Kamu tu gimana sih, hal kayak gini aja kamu gabisa nangkap gimana mau bisa lanjut, kamu udah tamat S1 kan, daya tangkap kamu emang ada yang salah ya, kamu dulu sekolahnya dimana sih, biasanya mahasiswa bimbingan saya udah jadi dosen dan peneliti, ada satu yang gatau kerjanya apa karena saya lulus-lulusin aja’

Gue denger itu sabar-sabarin banget, gue nahan emosi dan nangis yang ampir keluar. Gue paham kok maksud bapak itu baik, mungkin dia berharap sama gue biar bisa sukses seperti mahasiswa bimbingan lainnya. Tapi dengan cara rendahin kelemahan yang gue punya ini gue sedih banget jujur.

Gue dari awal kuliah udah insecure banget dan sadar kalau gue gapintar-pintar banget, kalau mau paham gue harus belajar mati-matian, dan gue sudah menyadari itu. Melihat teman-teman sekelas yang bisa menjawab pertanyaan dosen dengan baik, kemudian ilmunya yang jauh lebih banyak gue sangat malu melihat diri gue sendiri, dan selalu mempertanyakan apakah gue layak menjadi seorang mahasiswa S2 dengan kebodohan gue ini.

Ditambah ayah dan ibu yang sangat berharap gue menjadi seorang dosen, dengan kemampuan yang seperti ini dan tuntutan orang tua yang berharap baik kepada gue, sangat membuat gue insecure dan sekarang titik terlemah yang gue rasakan saat ini. Kenapa ya, atau emang apakah gue tidak layak menjadi seorang mahasiswa S2? Apalagi jadi dosen nantinya?

Kemaren gue nangis sejadi-jadinya, tapi gue ga pernah ada niatan untuk mundur atau menyerah. Cuman gue sadar dengan kelemahan ini dan ternyata dospem gue sendiri yang nge-judge abis-abisan, hal tersebut membuat gue sedih kemaren itu.

Gue sadar akan kelemahan gue sendiri dan mungkin ga semua orang yang tahu akan hal tersebut, gue sadar kok gue ga pintar seperti teman-teman yang lain. Tapi gue juga ingin menunjukkan gue bisa juga seperti mereka namun mungkin dengan cara yang lebih hard lagi, dan tentunya proses tersebut tidak harus semua orang tau, gue ga butuh validasi dari orang lain, gimana cara gue bisa mencapai keinginan gue. Cukup mereka melihat hasilnya aja.

Untuk dospemku, makasih sudah memberikan motivasi, ya tapi mungkin dengan cara yang agak offensive, but it’s okay, gue paham beliau niat baik untuk melakukan hal tersebut. Semoga kedepannya, kalau ada kesalahan lagi dalam proses ini semoga beliau tunjukkan dengan cara yang baik karena mahasiswanya yang bodoh ini perlu belajar dua kali lipat lagi agar bisa mudah memahaminya. 

Demikian curhatan gue di blog ini, sudah lama juga ya tidak menulis disini, dan beberapa waktu yang lalu gue sengaja tutup laman blog ini karena satu lain hal. Mungkin akan gue buka lagi dalam beberapa waktu dan kalau gamood lagi gue tutup lagi ahh wkwkwkwk

Sekian terima kasih, doain gue sukses ya manteman 

Love, wini