🥹

Agustus 01, 2023

Gue mau cerita dikit setelah akhirnya lulus menjadi sarjana di umur 22 tahun. Jujur masih tidak menyangka ternyata sudah lulus dari universitas ini selama 4 tahun menjadi mahasiswa. Mulai dari kuliah secara offline lalu online dan tiba-tiba offline lagi. 

Disaat sebelum masuk kuliah gue tidak ada expect bakalan hidup seperti apa menjadi mahasiswa, karena setelah di pikir-pikir gue selalu living in this present time. Gue selalu enjoy kehidupan di hari ini dan merasa masa depan bukan terlalu menjadi prioritas. Namun hal tersebut tidak membuat gue terlalu bersenang-senang karena gue melihat peluang-peluang yang dapat membantu bagaimana kehidupan gue di masa depan. Seperti ada program fast track di kampus. Sejak awal menjadi maba gue lumayan tertarik dengan program ini karena ada jalan pintas menyelesaikan magister dengan waktu yang singkat dan biaya yang juga sedikit lebih murah daripada seharusnya. Orang tua gue pun mendukung adanya program ini karena mereka sangat mendorong gue bisa menyelesaikan pendidikan setinggi mungkin kalau bisa ada fast track S3 pasti didukung juga gue mah wakwkwkwk.

Waktu awal-awal maba gue ga terlalu mikirin ini kan, tapi di semester 6 kalau ga salah program ini mulai pendaftaran, dan kebetulan ada teman gue yang juga mau ikutan, jadi atas dukungan orang tua dan teman yang selalu support, gue gas aja kan, walaupun gue super duper galau karena pembagian waktu yang cukup susah. Pertama, prioritas di semester 7 adalah harus menyelesaikan skripsi sekarang-kurangnya sempro, kedua gue juga harus masuk kelas S2 di jati yang mana lokasinya cukup jauh dari kampus utama. Namun untungnya gue tinggal lumayan ditengah-tengah antara kedua lokasi itu. Trus juga as a young person gue masih mau nongky-nongky imud bersama teman dan bersama doi :) tapi gue masih ingat kok apa yang menjadi prioritas gue yang pertama sebagai mahasiswa yaitu skripsi. Gue udah bikin skripsinya sebaik mungkin namun gue agak mengalami kesusahan disaat bimbingan. Karena bapak dospem gue yang hanya bisa ditemui sekali seminggu dan progress yang begitu-begitu aja setiap bimbingan. Hal itu membuat gue galau ditambah waktu yang semakin mepet dan ditambah Juli ini harus lulus kalau tidak fast tracknya gagal. Gue makin dilema, apakah gue sanggup dengan hal ini semua, apakah gue bisa lulus? Ditambah teman-teman gue ada yang tidak lulus kompre yang semakin membuat gue galau apakah gue sanggup atau tidak.

Jadi gue baru di acc itu tanggal 13 Juli lalu ujian kompre itu tanggal 21 Juli dan wisuda tanggal 29 Juli. Semuanya berlalu secara sat set sat set. Gue udah strugling selama ini jadi gue mencoba selalu siap di situasi apapun. Alhamdulillah lulus, dan gue diharuskan wisuda periode ini karena kalo tidak gabisa lanjut fast track. Kan kasian bgt ya setahun gue bolak balik jati limau manis ternyata ga jadi lanjut S2. Huft. Alhamdulillah pihak jurusan pun mau bantuin dan tidak memperibet persyaratan. Gue sama 4 teman gue lainnya berhasil lanjut S2 karena struggling kita selama ini, hiks terharu.

Gue yakin semua orang punya struggling masing-masing. Mungkin susah disaat penulisan skripsi, mungkin susah ketemu dosen pembimbing, mungkin susah karena dipersulit keadaan. Selagi kita semua berusaha kita layak kok dapetin hasil yang terbaik. 

Sekali lagi gue sangat bersyukur punya lingkungan yang baik disaat pengerjaan skripsi ini. Punya keluarga yang selalu support, punya teman-teman yang saling mengingatkan dan saling menghibur, dan punya human diary yang selalu mendengar keluh kesah gue. Hal itu sangat-sangat membantu gue dalam pengerjaan skripsi.

Thnakyou so much

Wini Agnia S.Sos

Anjay