the seatbelt

November 10, 2025

 Saat di bus menuju KLIA aku saat itu baru terbangun karena sempat tertidur di perjalanan yang membutuhkan waktu tidak sampai 1 jam itu.

Saat aku bangun supir busnya berteriak-teriak memberi tahu bahwa kita akan sampai di Bandara Terminal 2. Orang-orang yang ingin turun melepaskan seatbeltnya dan mulai turun. Namun aku melihat bapak-bapak yang kesusahan melepaskan seatbeltnya karena maaf ia memiliki perut yang buncit. Beliau sudah terlihat sangat tua, terlihat keriput diwajahnya dan rambut memutih. 

Ia sudah berusaha melepaskan seatbeltnya tapi kesusahan karena perut buncitnya. Penumpang dibelakangnya seorang laki-laki mencoba membantunya, tapi ia juga kesusahan dan ia pergi keluar. Bapak itu mengira ia akan kembali lagi, tapi ternyata lelaki itu tidak kembali dan ia mulai panik. Perempuan disebelahnya juga panik karena ia juga akan turun di Terminal 2 itu. 

Tiba-tiba bus kembali berjalan dan ia panik lagi. Kemudian perempuan disebelahnya berteriak kepada sang supir bahwa ia terjebak karena seatbelt yang rusak. Namun entah kenapa supirnya ikut marah karena mengapa tidak bisa dibuka. 

'kita nak perlu ambil gergaji untuk lepas the seatbelt' sambil wajah marah dan menunjuk bapak tua itu.

Bapak tua itu masih berusaha tapi tidak tau harus bagaimana dan meminta tolong kepada supir itu, tetapi supir itu masih memarahi bapak itu.

'saya tak tahu, you must tekan tombol merah itu' dengan teriak-teriak tidak jelas.

Aku berpikir dari awal mungkin seatbeltnya memang rusak, itulah mengapa bapak itu susah untuk membukanya. Itulah mengapa aku menunggu mungkin supirnya akan membantu. Tapi daripada membantu, supir itu memarahi bapak tua itu dan menyalahkan dan menakut2i bapak itu.

Akhirnya aku coba lah bantu bapak itu. Ternyata memang seatbeltnya agak keras, tapi akhirnya terlepas juga. Kemudian barulah bapak tua itu dan perempuan disebelahnya bisa keluar. 

Aku tidak mengerti, ada apa dengan supir itu? jika tidak bisa membantu, mungkin bisa dengan tidak memaki dan memarahi bapak tua itu.

august 2025

how’s august

Agustus 31, 2025

 Akhirnya sampai di penghujung bulan ini, setelah selama sebulan ini menulis dan entah kenapa aku jadi menggunakan kata panggil ‘aku’ padahal biasanya dengan ‘gue’. Sebenarnya kalau dibaca memang lebih enak menggunakan kata ‘aku’ karena lebih rapih, dan setiap kata yang aku gunakan cukup baku sehingga membacanya pun lebih sopan. Saat aku membaca tulisanku yang lama, kata ‘gue’ memang terasa seperti terlalu barbar dan tidak rapih karena banyak kata-kata yang tidak formal. Mungkin sepertinya aku akan belajar mencoba memanggil diriku sendiri dengan aku agar lebih sopan dan teratur. 

Bulan ini aku merasa masih sama dengan bulan-bulan sebelumnya, tidak ada goals yang ingin aku capai dan aku merasa tidak ada pressure karena hanya menunggu hari untuk wisuda. Di bulan ini aku masih sama konsisten membaca buku berikut buku-buku yang sudahku baca di bulan Agustus:

1. Di Tanah Lada - Ziggy - 4/5

2. Pulang - Tere Liye - 4/5

3. Barcelona Te Amo - Kireina Enno - 2/5

4. Pergi - Tere Liye - 4/5

5. Days at the Morisaki Bookshop - Satoshi Yagisawa - 4/5

6. Salvation of a Saint - Keigo Higashino - 4/5

7. Buya Hamka - A.Fuadi - (masih setengah baca)

Aku sebenarnya ingin sharing tentang apa yang aku baca di TikTok atau melalui tulisan disini. Tapi aku merasa belum berlatih untuk berbicara melalui video, dan mungkin someday aku mulai bisa membuat konten tersebut. 

After all this time, i always grateful for everything i have done. Dan sangat berdoa agar Indonesia cepat pulih karena belakangan dapat berita yang sangat menyakitkan dari para pejabat-pejabat yang tidak bisa berpikir. Berita seperti polisi menabrak, menembak, memukul rakyat sipil, rasanya pilu sekali. Mereka yang seharusnya lebih pro kepada rakyat tapi justru yang menyakiti rakyat. Besar harapan bahwa negara ini cepat sembuh, dari para oknum-oknum yang merugikan rakyat, tidak tahu diri, dan mementingkan diri sendiri.

Sekian dari tulisanku di bulan Agustus ini, sampai jumpa di tulisan-tulisan berikutnya. byeee

august 2025

talk about my pet

Agustus 30, 2025

Aku punya kucing dirumah, yang menjadi teman gabutku dirumah. Dia datang kerumah saat zaman corona, namanya Moora. Kucingku ini tipe yang introvert, mageran, no clingy, tapi suka dipeluk. Dulu waktu aku sering dirumah, aku sering ngajakin dia main, tapi semenjak aku sibuk kuliah dia gaada yang ngajak main, sehingga dia jadi mageran. 

Sekarang dia udah umur 4 tahun yang sudah termasuk tua di umur kucing. Semenjak steril kerjaannya tidur doang dengan lokasi tidur yang beragam sesuai mood dia. Kadang di tangga, meja ruang tamu, meja di deket jendela atas, diatas box, diatas kursi dan sofa and many more. Mungkin semua tempat udah ia eksperimen untuk tidur. 

Yang menjadi unik, Moora yang tipe cuek sekarang jadi lebih sering manja ke ibu, padahal dia sering di marahin ibu karen tidur di sofa ruang tamu. Karena ibu sering ngasih dia snack setelah sholat maghrib, jadi setiap kami sholat maghrib dia menghampiri ibu dan manja-manja ke ibu dengan muka sok imutnya. Dia manja gitu karena ada mau, dan ibu langsung luluh karena dia manja wkwk. Kalau setiap ibu manggil dia, dia langsung nyamperin dan bermanja-manja.

inilah dia dengan pose randomnya :)