Gue baru saja follow salah satu tiktoker dengan statementnya yang tidak ingin pacaran. Menurut gue sudah keren memberikan opini tersebut dengan logis dan terbuka. Kita yang sudah dewasa ini tentunya sudah bisa memilah mana yang baik dan buruk dalam membuat keputusan. Opini setiap orang valid untuk dirinya sendiri (bukan untuk memaksa orang lain untuk mengikutinya).
Disini gue melihat dia memberikan alasan-alasan logisnya mengapa dia tidak mau pacaran, yang gue baca dia ingin prioritaskan dirinya terlebih dahulu, dan tidak percaya dengan jaminan pacaran apakah bisa lanjut ke jenjang pernikahan, menurutnya hal tersebut terlalu sakral jika dibawa ‘jalanin aja dulu’.
Gue ingin memberi pendapat juga terhadap hal ini. Menurut gue untuk menjalin hubungan itu yang perlu di highlight adalah kita harus memahami orang lain,‘verstehen’ kalo kata Max Weber, timbal balik dan itu harus setara. Soal cinta dan perasaan belum bisa gue prioritaskan karena gue tidak ingin dikontrol oleh perasaan karena sifatnya yang fragile. Gue belum bisa yakin jika hanya mengedepankan cinta tanpa memikirkan hal-hal logis, dapat membuat gue bahagia dalam menjalin hubungan. Menurut gue cinta itu bisa tumbuh, dirawat dan dikontrol.
Yang menurut gue susah itu adalah menjaga apakah proses memahami itu masih kita prioritaskan selama-lamanya? Untuk memahami, kita perlu interaksi, setiap hari kita berbicara, menjalin komunikasi. Apakah sudah siap atau belum untuk berkomunikasi dengan orang ini seumur hidup lu? jika ditinjau dari sifat dan kelakuan dia setiap hari. Harusnya dari proses memahami ini kita udah bisa menentukan keputusan apa yang akan diambil selanjutnya. Itu yang pertama, selanjutnya apakah kita sudah mengenal diri sendiri?
Untuk mengetahui itu, kita punya batasan ke diri sendiri, udah ngerti mana yang berdampak baik dan buruk ke diri kita, bisa make a bounduries, bisa tegas ke diri sendiri, ga mudah terpengaruh sama orang lain, istilahnya udah dewasa dalam pemikiran. Hal-hal seperti ini harusnya kita prioritaskan dalam hidup, tidak hanya dalam memilih pasangan, memilih teman pun juga seperti itu. Punya keputusan dan prioritas ke diri sendiri adalah bukti bahwa kita sudah dewasa dalam pemikiran. Hal ini bukan untuk ke diri kita sendiri, tapi akan berdampak kepada orang lain. Apakah kita layak untuk orang lain? Apakah kita bisa menjamin tidak akan menyakiti orang lain? Jadi tujuannya bukan untuk selfish.
Dan selanjutnya untuk melakukan sesuatu tentunya kita perlu jelaskan apa tujuannya? Lagi-lagi soal perasaan menurut gue gabisa berperan untuk ini. Karena cinta itu maknanya terlalu luas, cinta itu susah dideskripsikan karena itu adalah emosi yang kompleks, gue kurang yakin dengan hanya mengandalkan cinta bisa mempertahankan sebuah hubungan (this is what i think, individu lain tentu saja bisa berpikir hal ini salah). Balik lagi, jadi tujuan dalam menjalani hubungan itu apa? Karena tiap individu berhak memiliki keputusan ingin hidup berpasangan atau sendirian seumur hidup itu gapapa banget. Kita tidak perlu hidup hanya berdasarkan konstruksi sosial. Do something that u happy. Kalau menurutmu, hidup sendiri sudah bahagia tanpa pasangan adalah keputusan terbaik, go ahead! tapi… yang bikin susah kan karna omongan orang lain. Yasudah gasi yang jalani idup kan diri sendiri.
Tapi kalo yakin jika ingin memiliki suatu hubungan, tentunya hal-hal diatas sudah dipertimbangkan jauh-jauh sebelumnya. Apakah sudah mengenal diri sendiri? Apakah sudah siap menerima, memahami dan berkomitmen dengan orang lain? Dan tentunya proses tersebut tidak mudah. Akan banyak effort yang dituangkan, baik itu materi, waktu dan tenaga. jadi plis. Jangan cuma berlandaskan ‘jalani aja dulu’ it just waste ur time baby.
Keputusan untuk berpacaran memang akan berbeda dari pendapat setiap individu, berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang mereka miliki. Semua orang bebas berpendapat, tujuan mereka berpendapat mungkin ingin sharing bahwa setiap opini memiliki hal yang unik. Bisa diambil yang baiknya dan meninggalkan hal-hal yang tidak sesuai dengan prinsip kita. Jika kita sudah bijak menyaring informasi maka kita seharusnya tidak mudah terjerumus kepada hal-hal yang tidak baik.
Kalau menurut gue pribadi pacaran itu adalah proses memahami itu. Gue merasa belum bisa menikah jika proses memahami itu belum bisa gue lakukan. Memang benar, menikah itu adalah hal yang sakral, gaboleh main-main, but it doesn’t mean pacaran boleh main-main juga. Keputusan untuk menikah itu cukup complicated, ada dua pemikiran yang harus disatukan dan itu tuh tidak mudah, serta akan dijalani seumur hidup. Balik lagi, kunci utamanya adalah apakah kita mampu memahami dan memaklumi demi kenyamanan dua insan? Terkadang kita terlalu egois dengan keputusan kita, kita merasa prinsip ‘A’ adalah hal yang paling benar dalam segi apapun, tapi ternyata di pemikiran pihak lain itu tidak menguntungkan untuknya. Tidak ada yang salah tapi apakah sanggup menengahinya? mencari jalan keluar? berdiskusi? saling terbuka? karna balik lagi, hidup tuh luas banget cakupannya. Not only for love tapi seperti bertahan hidup, gimana cara dapetin duit? cara menyesuaikan lifestyle? siap menerima perubahan sifat pasangan? atau sekedar memilih mau makan dimana siang ini tuh butuh diskusi, gabisa asal mutusin aja karena kita ibaratnya punya dua badan tapi satu tuju, anjaylah :) akan ada banyak perdebatan yang akan muncul, termasuk hal-hal sepele seperti tadi. apakah kamu sanggup? proses itu emang susah makanya kalo yg memilih jomblo seumur hidup gpp bgt karena bisa meminimalisir effort untuk memahami orang itu tuh cukup sulit jika tidak dengan pemikiran dan hati yang saling terbuka. Kalau kata Leila S. Chudori di buku Malam Terakhir “Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, pada saat itulah ia memulai suatu perjalanan yang panjang, asing, dan penuh tantangan. Dan kita harus sangat yakin bahwa kawan perjalanan kita itu adalah orang yang tepat dan bisa bekerja sama ketika meniti..."
Tapi kalau tujuannya masih just for fun, cuma ingin diliat punya pasangan yang greenflag sekebon, cuma ingin divalidasi kalau punya pacar yang cakep, tapi dibalik itu semua kalian masi struggle terhdap hal-hal diatas mending minggir dulu, punten.
Mungkin segitu aja pendapat gue, again, tiap orang punya pendapat yang berbeda, gue memberi pendapat seperti ini bukan bermaksud gue yang paling benar. Gue suka membaca dan mendengar insight baru dari orang lain dan itu akan improve kita menjadi lebih baik, lebih stable, lebih sturdy dalam mengambil keputusan.
thx.